Subscribe

geography network feed RSS Feed

Readers

geography network readers

Thursday, October 22, 2009

Pemanasan Global vs Zaman Es ?

Beberapa tahun terakhir ini telah banyak terjadi berbagai perdebatan ilmiah maupun amatir mengenai nasib ekosistem bumi di masa depan. Dua isu yang cukup mengemuka dan memiliki dasar ilmiah yang kuat adalah tentang pemanasan global dan zaman es. Dalam hal ini saya terpaksa mengesampingkan persoalan ramalan Maya di tahun 2012 karena beberapa alasan sebagai berikut:
  1. Belum ada penjelasan yang benar-benar valid dan reliabel mengenai kasus ini
  2. Keterbatasan ruang untuk menulisnya dalam satu artikel bersama dengan kedua fenomena di atas
  3. Dengan demikian kasus tersebut akan dibahas dalam artikel yang lain
Artikel ini bertujuan untuk sedikit mengulas dengan bahasa yang mudah tentang berbagai teori dan perdebatan yang sudah ada terkait pemanasan global dan zaman es berdasarkan data dan teori yang sudah ada dan diperdebatkan panjang lebar.
***

Dinamika iklim, cuaca dan suhu di permukaan planet bumi ini setidaknya dipengaruhi secara dominan oleh 2 hal yaitu: aktivitas matahari dan aktivitas geologi bumi. Aktivitas geologi bumi setidaknya dipengaruhi oleh 2 hal yaitu aktivitas vulkanik dan aktivitas tektonik. Pemanasan Global dan Zaman Es adalah salah dua dinamika iklim yang pernah terjadi di permukaan bumi dan kini diprediksikan akan terjadi lagi dengan membawa dampak yang mengkuatirkan bagi kehidupan umat manusia.

A. Pemanasan Global

a. Pengertian
Proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi

b. Penyebab dan proses terjadinya

• Efek rumah kaca
  • ­ yaitu suatu proses yang secara alamiah meningkatkan suhu bumi
  • ­ Bumi mendapat energi dari matahari dalam bentuk radiasi cahaya gelombang pendek
  • ­Cahaya itu berubah menjadi energi panas saat menyentuh permukaan bumi
  • ­ Panas itu sebagian besar diserap oleh muka bumi lalu menghangatkan suhu di bumi dan sisanya dipantulkan dalam bentuk radiasi infra merah gelombang panjang
  • ­ Atmosfer bumi berisi gas rumah kaca yaitu uap air, karbon dioksida, dan metana
  • ­ Gas rumah kaca ini tidak dapat ditembus oleh radiasi infra merah yang dipantulkan tadi
  • ­ Akibatnya radiasi itu tetap terjebak di permukaan bumi
  • ­ Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi naik
  • ­ Perlu diperhatikan bahwa efek rumah kaca ini bersifat alamiah. Awalnya suhu bumi adalah - 18 °C. Efek rumah kaca menyebabkan suhu rata-rata bumi saat ini adalah 15 °C sehingga nyaman untuk dihuni umat manusia.
• Efek umpan balik
  • ­yaitu suatu proses yang meningkatkan efek rumah kaca secara alamiah
  • ­ Beberapa kemungkinan penyebab efek umpan balik yaitu proses penguapan air yang dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, pengaruh awan, menurunnya kemampuan albedo (pemantulan) es, terlepasnya gas rumah kaca dari tanah beku (permafrost) dan menghangatnya lautan yang menyebabkan kemampuannya menyerap karbon dioksida berkurang
• Variasi matahari
  • ­yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh efek umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan bumi. Hipotesis ini masih banyak diperdebatkan.
  • ­ Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
• Aktivitas manusia
  • ­yaitu suatu proses yang meningkatkan efek rumah kaca akibat meningkatnya aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca.
  • ­ Aktivitas manusia dituduh sebagai faktor yang paling bertanggung jawab atas peningkatan drastis suhu bumi dalam seratus tahun terakhir. Suhu rata-rata permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama 1 abad terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia.
  • ­ Aktivitas yang dimaksud adalah peternakan, penebangan hutan, polusi industri, rumah tangga dan transportasi. Peternakan diklaim sebagai penyumbang terbesar efek rumah kaca (18%).
c. Dampak
Para ahli berpendapat bahwa pemanasan global di masa ini dan di masa depan akan menyebabkan perubahan iklim secara ekstrem yang berujung pada terjadinya bencana alam secara hebat dalam berbagai bentuk seperti banjir bandang, kekeringan, kebakaran, badai besar, gangguan ekologis dan penyakit.



d. Perdebatan

Perdebatan tentang pemanasan global terletak pada hal-hal sebagai berikut:
  1. ­ Apakah pengukuran model prediksi untuk suhu bumi di masa depan sudah benar-benar akurat untuk menjadi dasar kesimpulan bahwa pemanasan global di masa depan akan sampai pada level yang berbahaya bagi umat manusia. Model prediksi suhu saat ini memiliki kelemahan yaitu belum bisa menjawab kenapa data satelit justru menunjukkan bahwa jumlah dan laju pemanasan di troposfer lebih sedikit dibandingkan prediksi model.
  2. Beberapa ahli lebih percaya bahwa siklus alamiah lebih bertanggung jawab daripada aktivitas manusia untuk menaikkan suhu global. Misalnya aktivitas vulkanik.
  3. ­ Beberapa ahli justru percaya bahwa pemanasan global malah akan membawa dampak positif bagi beberapa daerah di bumi, seperti di daerah selatan Kanada.

B. Zaman Es


a. Pengertian
Suatu kurun waktu di mana suhu menurun dalam jangka waktu yang lama dalam iklim bumi yang menyebabkan peningkatan dalam keluasan es di kawasan kutub dan gletser gunung

b. Penyebab dan proses terjadinya
• Perubahan komposisi atmosfer bumi
  • Yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa zaman es terjadi karena menurunnya konsentrasi gas rumah kaca dan berakhir dengan meningkatnya gas rumah kaca.
  • ­ Masih diragukan kebenarannya karena tidak jelas apa yang menyebabkan gas rumah kaca menurun atau meningkat.
• Perubahan orbit bumi mengelilingi matahari (Siklus Milankovitch)


  • ­ Yaitu suatu rangkaian variasi siklus dalam karakteristik orbit bumi mengelilingi matahari. Setiap siklus memiliki durasi yang berbeda. Pada suatu waktu efeknya akan saling memperkuat satu sama lain dan di waktu yang lain akan saling memperlemah.
  • ­ Pendukung teori ini percaya bahwa zaman es (periode glasial) berhubungan dengan siklus bumi tersebut.
  • ­ Sama seperti teori perubahan komposisi atmosfer, teori ini pun masih banyak diperdebatkan
• Posisi benua
  • Teori ini berpendapat bahwa zaman es terjadi karena lempeng benua yang menghalangi mengalirnya arus air hangat dari katulistiwa ke arah kutub. Halangan ini menyebabkan meluasnya lapisan es di daerah kutub. Lapisan es yang meluas ini menyebabkan bumi tidak bisa menyerap panas dari matahari karena es memiliki sifat memantulkan cahaya (albedo) yang lebih tinggi daripada daratan biasa. Akibatnya lapisan es ini semakin luas lagi.
  • Pegunungan dengan daerah es yang luas seperti Himalaya dipercaya meningkatkan kemungkinan terjadinya kembali zaman es yang berikutnya.
• Variasi matahari

­ Teori ini percaya bahwa variasi jangka pendek energi matahari (misalnya dalam siklus bintik hitam matahari) akan menghasilkan umpan balik negatif dari proses rumah kaca dan menghasilkan zaman es kecil.

• Pengaruh dinamika orbit bumi-bulan
­ Ada kemungkinan zaman es dipengaruhi oleh pengaruh bulan seperti halnya pasang surut air laut, namun teori ini sangat lemah.

• Pengaruh meteorit besar
­Meteorit adalah benda langit yang jatuh ke permukaan bumi. Meteorit besar yang menabrak bumi akan menghasilkan debu yang sangat banyak sehingga menutupi atmosfer bumi. Tertutupnya atmosfer bumi menyebabkan cahaya matahari tidak bisa masuk dan mengakibatkan suhu muka bumi menurun dan perairan membeku sampai debu itu hilang dari atmosfer.

• Pengaruh aktivitas vulkanik
­ Belum lama ini para ilmuwan menemukan bahwa Danau Toba 74 ribu tahun yang lalu adalah sebuah gunung yang meledak dengan hebat. Saking hebatnya gunung itu dikategorikan sebagai super volkano dan ledakannya adalah super erupsi. Ledakan ini menyemburkan debu dan abu vulkanik yang menutupi hampir seluruh permukaan bumi dan menyebabkan hampir punahnya manusia. Para ilmuwan percaya setelah ledakan itu terjadilah zaman es dengan proses yang sama seperti setelah meteorit jatuh. Bukti dari hal ini yaitu di kutub ditemukan zat kimia (yaitu sulfat) yang jenis dan usianya sama dengan lapisan debu vulkanik di sekitar Danau Toba. Super erupsi ini diperkirakan terjadi setiap 400 ribu tahun sekali.

c. Dampak
Dampak zaman es akan dirasakan pada saat terjadi zaman es dan terutama sesudah zaman es berlalu. Pada saat zaman es berlangsung, kehidupan akan sulit bertahan karena sulitnya mencari makanan dan suhu yang dingin. Akan terjadi kelaparan besar. Setelah zaman es selesai pun akan terjadi bencana besar seperti badai dan banjir bandang karena pencairan es akan mengubah formasi dan kondisi perairan dan daratan.

d. Perdebatan
Perdebatan tentang zaman es adalah tentang belum adanya satu teori yang memuaskan untuk menjelaskan terjadinya zaman es walau banyak bukti telah ditemukan di mana bumi di masa lalu pernah mengalami zaman es. Para ahli percaya zaman es tidak akan terjadi dalam waktu dekat mengingat justru yang akan terjadi adalah peningkatan suhu global.
***

Lalu mana yang akan benar-benar terjadi? Dan apakah dampaknya akan benar-benar sehebat seperti yang telah diramalkan? Perlu diperhatikan bahwa teori tentang prediksi pemanasan global di masa depan sudah cukup rinci dijabarkan, namun bukti, pengukuran dan prediksi tentang dampaknya masih banyak diragukan validitasnya. Sebaliknya zaman es belum memiliki penjelasan yang memuaskan tentang teori terjadinya, namun telah memiliki bukti yang kuat bahwa zaman es pernah terjadi dan sangat berpeluang untuk terjadi lagi. Dampak dari zaman es yang terakhir pun masih terasa hingga sekarang.

Jadi menurut saya adalah bahwa tingkat kemungkinan terjadinya zaman es dengan dampak yang hebat untuk terjadi lagi di atas 50 %, sementara pemanasan global yang berdampak mengerikan di masa depan menurut saya tingkat kemungkinannya hanya di bawah 50 %. Bukan berarti saya menentang upaya perbaikan lingkungan, namun saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita cukup menyikapi isu pemanasan global dengan tenang (tidak perlu sepanik para ilmuwan pendukungnya) sambil tetap melakukan upaya-upaya konservasi alam yang membuat kehidupan kita lebih nyaman dan bersih.

Sementara untuk mengantisipasi zaman es, itu berada di luar kendali kita karena seperti dipaparkan di atas, tampaknya zaman es terjadi secara alamiah tanpa pengaruh dari aktivitas manusia atau kalaupun ada tidaklah cukup bisa diperhitungkan dan tidak ada buktinya. Solusinya mungkin hanyalah bahwa kita perlu mempertahankan suhu bumi (melalui efek rumah kaca) dalam level yang tetap hangat dengan melakukan aktivitas kehidupan yang efektif dan efisien.

Sumber gambar :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
http://en.wikipedia.org/wiki/Ice_age

Visitors