Subscribe

geography network feed RSS Feed

Readers

geography network readers

Saturday, August 22, 2009

El Nino

www.acmecompany.com

Sebuah fenomena alam yang mempunyai arti meningkatnya suhu permukaan laut di sekitar Pasifik tengah dan timur sepanjang ekuatordari nilai rata-ratanya. El Nino bukan termasuk badai dan secara fisik tidak bisa dilihat.

Kata El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “ anak lelaki”. Sejarahnya bermula pada abad ke-19 yang diketahui oleh seorang nelayan dari Peru. Dia menyadari terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika selatan, dekat Ekuador dan meluaas hingga perairan Peru. Halini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal sebagai ”Upwelling”. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton dan ikan. Ketika terjadi El Nino Upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.


www.bom.gov.au
Seorang ilmuwan fisika dan ahli hitung sal Inggris Sir Gilbert Walker yang mengemukakan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas perairan pasifik tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.

a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile, dan Ekuador.

b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur-Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan diantara tempat-tempat tersebut.

c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di wilayah lautan yang lebih dingin Itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.

Inilah yang kemudian disebut angin pasat Timuran


www.bom.gov.au

Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).



winds.jpl.nasa.gov

Pada kondisi netral:

· Angin di wilayah Samudra pasifik di sekitar ekuator (Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke utara pada Bumi belahan utara dan ke selatan pada bumi belahan selatan.

· Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia utara.

Pada kondisi El Nino:

Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia

Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang pantai selatan Amerika dan Pasifik Timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.

Ketika terjadi El Nino:

Angin pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah perairan Pasifik tengah dan Timur, juga Amerika Tengah.

El Nino dapat dikategorikan menjadi 3, berdasarkan intensitasnya:

1. El Nino lemah (weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik Ekuator +1,1ºC s/d +1,5ºC dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik Ekuator >1,5ºC dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

Cara mendeteksi El Nino

El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :

1. SOI (Southern Oscillation Index= Indeks osilasi selatan)

SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin-Australia, secara matematika dirumuskan :


Dengan :

  • Pdiff = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  • Pdiffav = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  • SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud

El Nino dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga bulan).

2. Suhu muka laut (SST)

El Nino terutama ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator, SST ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya dan penyimpangan di daerah tersebut bernilai positif.

Pergerakan angin pasat

(Sumber: http://www.cnn.com/WEATHER/9708/20/el.nino/effects.lg.jpg)

Selama kejadian El Nino, angin pasat Timur melemah. Aliran ke Timur berbalik ke arah barat. Perairan di sekitar Indonesiadan Australia menjadi dingin dan lebih kering.

Dampak El Nino

El Nino merupakan fenomena cuaca skala globaldan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.

1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global

a. Angin Pasat timuran melemah

b. Sirkulasi Monsoon melemah

c. Akumulasi curah hujan di wilayah Indonesia, Amerika tengah, dan Amerika selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.

d. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial tengah dan barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia

Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun, karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua Maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh El Nino.

El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indoensia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.


www.pbs.org

Kekeringan dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga ke seluruh wilayah ditambah Negara-negara tetangga –Brunei, Filipina, dan Thailand-.

Sumber bacaan: (www.e-dukasi.net)

written by: Melisa Stefani, kelas X H no 19

Visitors